Menggali Isu Tersembunyi, Mengatasi Rasa Takut Pria akan Ketidakmampuan dalam Hubungan Dekat Mereka

- Jumat, 17 Maret 2023 | 16:42 WIB
Ilustrasi mengatasi rasa takut pria akan ketidakmampuan dalam hubungan dekat mereka (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi mengatasi rasa takut pria akan ketidakmampuan dalam hubungan dekat mereka (Pixabay/mohamed_hassan)

HALUANJABAR.COM - Di budaya manusia, terkadang pria sering diajarkan untuk mengaitkan maskulinitas dengan percaya diri, menampilkan diri sebagai keyakinan diri mereka, bahkan ketika mereka tidak merasa demikian.

Mentalitas 'jangan pernah biarkan mereka melihatmu berkeringat' tertanam dalam diri pria sejak usia muda. 

Sulit bagi mereka untuk mengekspresikan kerentanan atau mengakui ketika mereka merasa tidak aman.

Salah satu sumber utama ketidakamanan bagi pria adalah ketakutan tidak mampu mempertahankan hubungan dekat mereka dengan teman-teman atau sahabat.

Baca Juga: Jadi Incaran Banyak Klub, Antonio Conte: Tottenham Hotspur Akan Lakukan Segalanya demi Pertahankan Harry Kane

Penelitian menunjukkan bahwa persahabatan awal anak laki-laki umumnya sama intimnya dan pentingnya dengan persahabatan yang dimiliki anak perempuan.

Namun, ketika anak laki-laki berpindah ke kelompok teman sejenis, mereka sering meninggalkan dunia hangat dan lembut dari hubungan kedekatan yang diwakili oleh ibu (dan/atau ayah) mereka

Untuk mengejar akses ke kekuasaan dan hak istimewa di luar dari dunia keluarga yang sering diwakili oleh ayah mereka.

Menariknya dunia nyata ini, peralihan yang terjadi itu umumnya memiliki arti untuk harus mengorbankan persahabatan dekat dari masa remaja mereka untuk memasuki dunia yang sangat kompetitif dan tidak bersifat relasional bagi pria.

Baca Juga: 4 Zodiak Paling Dibenci dari Sombong hingga Sok Tahu, Ada si Leo Ceritakan Kehebatan Dirinya

Akibatnya, rasa takut pria terhadap ketidakmampuan mereka dalam hubungan dekat menjadi tertutup, tersembunyi dari diri sendiri dan dari pria lain.

Pubertas lebih memperumit masalah bagi anak laki-laki dan perempuan heteroseksual ketika mereka kembali tertarik satu sama lain.

Sementara perempuan mungkin telah berlatih untuk momen ini selama bertahun-tahun. Anak laki-laki sering kali tidak banyak memikirkannya, apalagi mempersiapkan diri.

Anak laki-laki umumnya dalam keadaan kurang menguntungkan dalam pertemuan kembali antara gender, dan mereka mengetahuinya.

Halaman:

Editor: Sandiyu Nuryono

Sumber: Psychology Today

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X